slot
USB YPKP Bekerjasama dengan SINDO Jabar Gelar Seminar ‘Menjadi Investor Keuangan di Usia Muda’ - Kerjasama USBYPKP
id Indonesian

Indonesia dipandang dunia sebagai negara d ngan iklim pasar modal nyaman dan penghasil return terbaik. Ironisnya, pemahaman masyarakat Indonesia akan investasi di pasar modal justru sangat rendah, terutama di kalangan generasi muda.

Sejak kecil, mereka ter jebak dalam dok trin menabung di bank yang secara finansial justru tidak menguntungkan. Untuk membuat gebrakan baru dalam diversifikasi dan menggugah minat generasi muda untuk berinvestasi, KORAN SINDO Jabar bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar seminar ba gi kawula muda ber tajuk
“Menjadi Investor Keuangan di Usia Muda, Siapa Takut?” digelar di Universitas Sangga Buana (USB) YPKP Bandung, Jalan  Phh. Mustofa, No.68, Kota Bandung, Selasa (30/08). Selain dihadiri ratusan mahasiswa, seminar dan sosialisasi tentang peluang serta keuntungan investasi ini pun menghadirkan sejumlah pakar pasar modal, perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pusat, dan artis ter nama Tina Toon.
Selain Tina Toon, keynote speaker yang hadir antara lain Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 1A  OJK Gonthor Ryantori Aziz, Kasubag Penetapan Sanksi Emiten dan Perusahaan Publik OJK Agus Muntholib, Kasubag Penetapan Sanksi Pengelolaan Investasi  1 OJK Sucia Wardaya, Ketua Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia yang juga CEO MNC Securities Susy Meilina,  dan Rektor Universitas Sangga Buana (USB) YPKP Bandung, Dr. H. Asep Effendi, SE., M.Si., PIA.
Rektor Universitas Sangga Buana YPKP Bandung Asep Effendi menuturkan, kalangan muda sejak dini harus mempersiapkan diri untuk menjadi kaya.
Sebelum memulai langkah, mereka juga harus menghilangkan segala pola pikir negative  yang mendorong masuk ke jurang kemiskinan.
“Berdasarkan survei, 97%  masyarakat Indonesia itu menghadapi kemiskinan finansial di usia 65 tahun. Ini adalah satu dampak dari kebiasaan investasi yang minim. Karenanya, kita harus mengajak, memulai, dan mengedukasi masyarakat sejak mereka muda,” kata Asep.
Di USB YPKP Bandung, ungkap Asep, edukasi berbasis pasar modal sudah diterapkan sejak lama. Ke depan, Asep juga akan terus mendorong investasi pasar modal sejak mahasis wa akan memasuki masa perkuliahan.
“Nanti kami akan dorong mereka (mahasiswa) untuk wajib berinvestasi di pasar modal saat pertama masuk perkuliahan. Jadi sambil belajar, bisa mendapatkan return saat mereka lulus,” ungkap Asep.
Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 1A OJK Gonthor Ryantori Aziz sempat menyampaikan bahwa saat mahasiswa, dirinya sudah mengenal kebesaran STIE YPKP sebagai kampus yang menghasilkan lulusan yang sangat unggul dibidang ekonomi.
“Makanya kalau ada lulusan-lulusan dari YPKP ada di OJK, biasanya orang-orang OJK langsung pada gemetaran,” ceritanya.
“Negara kita memiliki bonus demografi yang luar biasa. Bahkan, di 2030 jumlah masyarakat di usia produktif akan jauh lebih banyak dari negara maju. Potensi ini harus dimanfaatkan secara maksimal untuk pengembangan di industri keuangan, khususnya pasar modal. Sudah saatnya pasar modal menjadi pendorong kemajuan industri di tanah air,” jelasnya.
Menurut Ketua Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia yang juga CEO MNC Securities Susy Meilina, menjadi investor pasar modal membutuhkan pemahaman dan penguasaan terkait ilmu dan risikonya. Susy menyarankan, generasi muda untuk tidak malas belajar mengenai wawasan pasar modal dan meneliti laporan keuangan secara detail. Di samping itu, para pemula pasar modal harus didampingi manajer investasi yang bertugas mengelola portofolio efek.
“Kalau sudah mampu membaca peluang saham atau menguasai laporan keuangan dan peluangnya, baru kita memberanikan diri untuk berinvestasi langsung. Tugas manajer investasi justru akan mengawal para pemula menghindari high risk (risiko tinggi) yang terjadi dalam dinamisme pasar modal,” tan das dia.
Sementara itu, Tina Toon, selain menghibur para mahasiswa dan pembicara yang hadir, penyanyi yang terkenal dengan la gu Bolo-bolo ini juga berbagi cerita terkait pengalamannya berinvestasi.
“Sejak kecil kebetulan saya sudah bisa menghasilkan uang sendiri. Awalnya hanya menabung uang atau deposito di bank. Saat kuliah saya mulai bermain reksadana, di pasar uang, dan pasar saham. Kalau menilik keuntungan, pasar modal jauh menghasilkan return lebih banyak. Tapi tetap harus hati-hati juga,” pungkas Tina. [Adi Permana Sidik/Humas USB YPKP]
 
 
 
 
 

Website Resmi Direktorat Kerjasama Universitas Sangga Buana YPKP Bandung
© Copyright 2021 - Direktorat SIM
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram