id Indonesian

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPP) Universitas Sangga Buana (USB) YPKP menggelar diskusi tentang ‘Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT)’ pada Jumat (03/02) 2017 di GSG Kampus USB YPKP Jalan Phh Mustofa 68. Bandung. Hadir sebagai pembicara adalah Direktur Pasca Sarjana USB YPKP Dr. Didin Saepudin, SE., M.Si.
Acara diskusi TKT ini sendiri dihadiri oleh Wakil Rektor I USB YPKP Dr. H. Vip Paramarta, Drs., MM., Wakil Rektor II Memi Sulaksmi, SE., M.Si. dan para dosen dari tiga Fakultas di lingkungan USB YPKP.
Dr. Didin Saepudin, SE., M.Si. dalam pemaparan materinya menyampaikan tentang tips-tips bagaimana caranya agar proposal penelitian bisa diterima untuk diberikan pendanaan. Pertama, membuat judul menarik. Kedua, tujuan dan kegunaan penelitian tidak hanya pada teoritis tapi juga menghubungan kepada aturan-aturan atau kebijakan-kebijakan yang ada.
“Ketiga adalah pembuatan laporan hasil penelitian. Jadi laporan hasil penelitian inilah yang disebut dengan output penelitian,” katanya.
“Sedangkan outcome dari hasil penelitian itu sendiri adalah bagaimana hasil penelitian kita itu bisa dimasukkan ke dalam Jurnal Internasional ataupun Nasional dan di seminarkan,” tambahnya.
Menurut Didin, selain output dan outcome, dari hasil penelitian itu harus mempunyai impact atau dampak. Pengalamannya saat bertemu dengan asesor ketika meriview hasil penelitiannya.
“Kalau hasil penelitian-penelitian dari teman-teman teknik itu kan biasanya berupa model, alat-alat terapan yang dapat digunakan oleh masyarakat secara praktis. Inilah yang disebut dengan Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) menurut pemahaman saya,” paparnya.
“Bagaimana dengan hasil-hasil penelitian dari ilmu-ilmu sosial? Dari pengalaman penelitian saya ketika dilihat reviewer, disitu ada beberapa point selai apakah hasil penelitian kita ini berupa teori baru, model, atau modifikasi, ternyata point lagi yaitu mengenai rekayasa sosial. Nah penelitian saya yang kemarin itu masuk pada kategori rekayasa sosial,” ungkapnya.
Intinya, menurut Didin jika proposal penelitian kita ingin diterima dan diberikan pendanaan oleh pemerintah maka kuncinya adalah baca pedomannnya, pahami pedomannya, dan laksanakan semua yang diminta oleh pedoman itu.
“Jika dalam pedoman itu kita diminta untuk membuat table maka buatlah tabel, jika dipedoman itu kita diminta untuk membuat model-model tertentu maka buatlah model itu. Itu juga yang saya lakukan ketika saya dan tim mengajukan proposal penelitian dan alhamdulillah terpilih sebagai kategori penelitian fundamental,” pungkasnya.
Dalam sambutannya Sekretaris LPPM Drs. H. Dekrita K, M.Si. menyampaikan tentang kondisi manajemen (Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) di USB YPKP yang masih harus ditingkatkan lagi. Menurut Sekretaris LPPM Dekrita manajemen sebuah Universitas yang bagus itu bukan hanya dilihat dari gedung atau bangunan yang bagus, tapi juga penelitian dan pengabdian (manajemen).
“Apalagi regulasi pemerintah baru itu luar biasa, setiap dosen yang sudah mendapatkan sertifikasi atau tunjangan dari negara, maka wajib bagi dosen tersebut untuk melaksanakan penelitian dan menulis di jurnal minimal satu tahun sekali. Jika tidak melaksanakan maka tunjangan yang diberikan oleh negara akan ditinjau ulang bahkan tunjangan itu bisa sampai dicabut,” tuturnya.
Sedangkan Kepala Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) Dr. Hj. Fitriana, SE., M.Si., Ak. mengingatkan tentang tugas dosen yang selain mengajar juga harus melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
“Jadi para dosen diharapkan jangan terlalu banyak mengajar di kampus, harus bisa dibagi juga dengan penelitian dan pengabdian. Saya mengajak kepada para dosen khususnya dosen-dosen baru untuk bisa mengajukan proposal penelitian bulan Maret ini. [adi permana sidik/humas]
 
 
 
 
 
 
 

Website Resmi Direktorat Kerjasama Universitas Sangga Buana YPKP Bandung
© Copyright 2021 - Direktorat SIM
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram